Opini, – Usia Kemerdekaan Republik Indonesia telah mencapai 76 tahun, tentunya banyak dinamika kehidupan kebangsaan yang telah dilalui, sebagai anak bangsa sejatinya kemerdekaan hendaknya dimaknai sebagai bentuk Rahmat Tuhan YME yang didalamnya terkandung amanah Ilahiah dan nilai-nilai kemanusian.

Nilai-nilai kemanusian yang dimaksud diantaranya terbebasnya penindasan, hubungan yang dilandaskan pada kebersamaan, saling menghargai dan terbebasnya dari kebodohan atau kefakiran ilmu pengetahuan. Sejalan dengan konsep nilai-nilai kemanusian inilah maka oleh pendiri bangsa kemudian mencantumkannya kedalam konstitusi negara yaitu pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.

Lalu pertanyaannya adalah hal apa sajakah dari nilai-nilai tersebut yang paling relevan dan memiliki peranan cukup penting sebagai penggerak kemajuan negara, serta sampai sejauh-manakah nilai tersebut terimplementasi dan teraktualisasikan. Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut tentunya membutuhkan kajian mendalam dari berbagai sumber referensi.

Namun demikian kita sepakati bersama, bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu negara. Kesepakatan ini dapat kita terima jika kita merujuk jurnal pendidikan yang diterbitkan oleh Universitas Sebelas Maret, 2019 volume 4, dengan kesimpulan bahwa pendidikan adalah satu-satunya cara dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermuara pada kemajuan suatu negara.

Sebagai implementasi dan aktualisasinya adalah diperolehnya porsi pendidikan yang cukup penting dalam tujuh Agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu agenda ke tiga meningkatkan Sumber Daya Manusia berkualitas dan berdaya saing yang dititik beratkan pada pemenuhan pelayanan dasar diantaranya pemerataan layanan pendidikan berkualitas.

Dari penjelasan diatas kata kuncinya adalah Pemenuhan Pendidikan Dengan Pemerataan Layanan Yang Berkualitas.
Sejalan dengan agenda ketiga dalam RPJMN 2020-2024, Kabupaten Tanggamus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, telah tertuang dalam perencanaan prioritas pembangunan Kabupaten Tanggamus Tahun 2022 yang misinya menyebutkan prioritas “ Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia” (Sumber : Bappelitbang Kabupaten Tanggamus)

Misi Kabupaten Tanggamus ini bersinergi dengan misi Presiden RI yaitu “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia”, selanjutnya diturunkan melalui arahan Presiden yaitu Pembangunan Sumber Daya Manusia, yang kemudian direncanakan kedalam agenda pembangunan diantaranya adalah “mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan”, serta Meningkatkan sumber Daya Manusia yang berkualitas dan Berdaya Saing”

Sampai saat ini tercatat pembangunan kualitas hidup manusia di Kabupaten Tanggamus sebesar 66,42% pada tahun 2020, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang di ukur dari pencapaian pembangunan daerah dalam katagori 3 (tiga) dimensi dasar pembangunan yaitu Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi. Saat ini Prosentasi IPM Kabupaten Tanggamus mendekati angka IPM Provinsi Lampung 69,69% yang mendekati IPM Nasional sebesar 71,94%.

Oleh karena itu untuk meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tanggamus tersebut, salah satunya adalah memaksimalkan peran perpustakaan sebagai sub bidang pendidikan dan menjadikan Perpustakaan Sebagai Jantung Pendidikan guna mendongkrak nilai Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tanggamus Sebagai wujud keseriusan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus dalam mengembangkan sumber daya manusia, pada bulan Januari 2020, Kabupaten Tanggamus telah dikukuhkan sebagai Kabupaten Literasi dan Ibu Bupati sebagai Bunda Literasi oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI.

Tidak berlebihan kiranya jika perpustakaan mengambil peranan sebagai jantung pendidikan karena jika kita lihat dalam Pasal 3 Undang-Udang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa, dengan demikian perpustakaan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.

Saat ini, tugas yang cukup berat bagi perpustakaan daerah Kabupaten tanggamus adalah mengkorelasikan peranan dan fungsinya terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia dan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana tertuang misi dan visi Kabupaten Tanggamus.
Mengingat stigma yang terbentuk dimasyarakat bahwa perpustakaan tidak lebih sekedar gudang buku, keberadaan perpustakaan hanya bersifat pelengkap dan hanya diakses oleh pihak-pihak tertentu serta manfaatnya juga tidak dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Mengubah stigma masyarakat melalui advokasi guna menciptakan paradigma bahwa Perpustakan Sebagai Jantung Pendidikan dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan tidaklah mudah, upaya pembenahan terus dilakukan oleh perpustakaan daerah Kabupaten Tanggamus diantaranya adalah melakukan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial memiliki peran signifikan, yang bertujuan memperkuat peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga kemampuan literasi meningkat dan dapat mengubah kualitas hidup menjadi lebih baik menuju kesejahteraan, yang berujung peningkatan kreativitas masyarakat dan menipiskan kesenjangan akses informasi.

Diharapkan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan wujud perpustakaan sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Di mana perpustakaan bukan hanya sebagai pusat sumber informasi tetapi lebih dari itu sebagai tempat mentrasformasikan diri, sebagai pusat sosial budaya dengan memberdayakankan dan mendemokratisasi masyarakat dan komunitas lokal, dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam prakteknya, perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan juga wajib memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat sehingga diharapkan performa individu meningkat yang secara otomatis, meningkatkan literasi masyarakat.
Sehingga perwujudan transformasi perpustakaan tersebut dapat diwujudkan sebagai peran pusat ilmu pengetahuan, pusat kegiatan masyarakat, pusat kebudayaan, dan wadah memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi.
Akhirnya, kita sampai pada sebuah kesimpulan bahwa peranan perpustakaan sebagai jantung pendidikan masyarakat dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan dalam meningkat sumber daya manusia dan kesejahteraan, akan terwujud jika ada manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, literasi untuk kesejahteraan dengan konsep “collective knowladge to transfer knowladge”

Cipta Karya : Johan Wahyudi MS, S.IPem, ST, MT / Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan dan arsip Daerah Kabupaten Tanggamus.

(Andi /Korwil)
(Darwin/Ketua DPD)
(Ibnu Mas’ud/ Editor)

Team DPD Konsorsium Multimedia Indonesia Tanggamus