Pertemuan Bilateral, Indonesia-Swaziland Bahas Investasi Pertambanganan
- Details
- Category: Internasional
- Published on Thursday, 23 April 2015 13:02
- Hits: 3077

Jakarta - Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Raja Swaziland Raja Mswati III di ruang Kakatua, Jakarta Convention Center, membahas mengenai investasi pertambangan.
Kerajaan Swaziland mengundang tim dari Indonesia untuk melakukan studi pertambangan di negara tersebut untuk investasi lebih lanjut.
“Tim dari RI untuk berkunjung dan mempelajari kemungkinan investasi bidang tambang di Swaziland,” ujar Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Jakarta, Kamis (24/4).
Kedua kepala negara juga sepakat meningkatkan investasi perdagangan, khususnya investasi pertambangan.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
Sumber : Berita Satu
Minyak Turun Karena Saudi Hentikan Serangan Militer Di Yaman
- Details
- Category: Internasional
- Published on Wednesday, 22 April 2015 12:48
- Hits: 2812

[NEW YORK] Harga minyak dunia jatuh pada Selasa (Rabu 22/4 pagi WIB), setelah koalisi yang dipimpin Saudi mengakhiri serangan militer di Yaman dan pasar memperkirakan kenaikan persediaan minyak mentah AS.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, merosot 1,12 dolar AS atau dua persen, menjadi ditutup pada 55,26 dolar AS per barel pada hari terakhir perdagangan kontrak di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan global, menetap di 62,08 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,37 dolar AS atau 2,2 persen dari tingkat penutupan Senin.
Berita koalisi yang dipimpin Saudi mengakhiri serangan udara terhadap pemberontak di Yaman, datang dalam perdagangan sore di New York, mempercepat kerugian di pasar, kata Phil Flynn dari Price Futures Group.
"Minyak dilanda aksi jual karena Saudi akan mengakhiri operasi mereka di Yaman," kata Flynn. "Inilah sebabnya mengapa kita telah melihat penurunan tajam harga dalam beberapa menit terakhir." Mengakhiri serangan udara selama empat minggu terhadap pasukan pemberontak Houthi Syiah, dengan koalisi mengatakan ancaman pemberontak ke Arab Saudi dan negara tetangga telah disingkirkan, mengurangi kekhawatiran tentang penyebarab kerusuhan di Yaman.
Meskipun Yaman bukanlah penghasil minyak sangat penting, pengamat pasar telah khawatir tentang dampak dari gejolak di wilayah kaya minyak itu, terutama di Iran, yang diduga mendukung pemberontakan.
Ekspektasi untuk laporan persediaan mingguan pada Rabu dari Departemen Energi AS (DoE) "bearish". Persediaan minyak mentah tertinggi sepanjang sejarah negara itu diperkirakan telah meningkat 2,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 April menurut survei kepada para ahli oleh Bloomberg News.
Untuk pekan yang berakhir 10 April persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel menjadi 483,7 juta barel, 89,6 juta barel lebih tinghi dari setahun sebelumnya, menurut DoE.
Sementara itu, persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak, naik 1,28 juta barel menjadi 61,46 juta barel. Sedangkan produksi minyak mentah AS turun 20.000 barel menjadi 9,384 juta barel per hari pada pekan tersebut.
Harga minyak telah kehilangan sekitar setengah dari nilai mereka sejak Juni lalu di tengah kelebihan pasokan dan pertumbuhan permintaan yang lemah.
Bagi banyak analis, kenaikan harga minyak terutama akibat pembelian spekulatif oleh para investor yang bertaruh bahwa fundamental pasokan dan permintaan akan membaik. Berita minggu lalu tentang produksi minyak AS sedikit menurun telah mendorong harga.
"Tidak ada penjelasan yang mendasar untuk lonjakan harga," analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan penelitian pada Selasa. "Karena produksi minyak OPEC naik tajam, pasar tetap kelebihan pasokan secara signifikan."
Sumber : Suara Pembaruan
Soal WNI Dihukum Pancung, Kemlu: Kita Sudah Berusaha Maksimal
- Details
- Category: Internasional
- Published on Wednesday, 15 April 2015 12:30
- Hits: 2904

Jakarta - Siti Zaenab binti Duhri, Warga negara Indonesia (WNI) asal Madura yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, dijatuhi hukuman pancung pada Selasa (14/4), pukul 10.00 waktu setempat.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir mengatakan, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan pendampingan hukum pada Zaenab.
Menurut pria yang akrab disapa Tata itu, Menteri Luar Negero Retno LP Marsudi sudah turun tangan dengan mendatangi ahli waris korban dan meminta ampunan bagi terpidana mati.
"Pemerintah sudah melakukan usaha semaksimal mungkin untuk bisa membebaskan Siti Zaenab," ujar Tata kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/4).
Dalam beberapa kesempatan, Menlu Retno telah bertemu dengan Menlu Arab untuk menyampaikan agar membantu meyakinkan keluarga korban memberi pengampunan. Hal yang sama juga dilakukan Wamenlu RI ke Wamenlu Arab untuk meminta Raja Arab membantu meminta ampunan keluarga korban. Namun tak ada satupun yang berhasil, ahli waris korban bersikeras tidak memberi ampun.
Bahkan, Konsulat Jenderal RI di sana secara konsisten melakukan pendekatan. Indonesia juga beberapaa kali memfasilitasi keluarga Siti Zaenab untuk mengunjungi keluarga korban dan meminta ampunan. Seperti cara-cara sebelumnya, strategi ini juga tidak mendapat hasil positif.
Pria berkepala plontos ini bahkan mengklaim upaya Indonesia tidak hanya dari segi hukum, cara lain seperti diplomasi dan pendekatan informal juga telah dilakukan. Bantuan hukum diberikan pemerintah untuk mengawal proses hukum Zaenab.
Sementara, kata dia, lobi-lobi informal juga telah dilakukan Menlu beserta Wamenlu beserta pejabat Luar Negeri RI ke pihak Arab. Dalam hal diplomasi, tiga urutan Presiden terakhir Indonesia telah mengirimkan surat permohonan.
"Dari segi dplomasi, tidak kurang dari Presiden Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono dan Abdurrahman Wahid telah mengirimkan surat pada Raja Arab untuk meminta ampunan," ujar Tata.
Ampunan dari keluarga korban sangatlah penting. Pasalnya, dari ampunan tersebut ada alasan bagi pemerintah Arab untuk memberikan Grasi, atau bahkan membebaskan terpidana mati. Jika sudah begini, Tata mengungkapkan, bahwa pemerintah sangat menyesal atas kejadian itu.
"Terlebih karena keluarga tidak diberitahu terlebih dahulu," pungkas dia.
Sumber : Berita Satu